Senin, 20 Juli 2009

Meng-AC kan seluruh KRL Jabotabek



bermula dari membaca. sebuah majalah yang saya beli tiap bulan. Majalah Kereta Api. udh lupa edisi keberapa. disitu ditulis, bahwa PT KAI dalam hal ini anak perusahaannya yaitu PT KCJ.. ( apalagi ini???) Kereta api Commuter Jakarta. Berencana meng - AC kan seluruh armada KRL nya. Jadi nantinya udeh kaga ada tuh KRL ekonomi. Yang ada minimal ekonomi AC.. cuma yang jadi masalah, adalah ga semua barang barang bawaam penumpang " layak" di-AC kan... sering kan ngeliat pedagang pedagang dari mana mana ngebawa dagangannya pake kereta.... Buah buahan, sayur juga ada. masa iye begonoan mau masuk KRL AC. Bukan, bukan dari sisi subjektif seorang penumpang KRL yang merasa ameh kek gituan masuk KRL AC.

Secara objektif, hal itu malah bisa bikin repot nantinya.. kenyamanan jadi terganggu, para pedagang itu ga bisa dapet tarif murah lg. ( bayangin aja, cuma maksimal 2500 perak udah bisa antar kota antar propinsi ). Jadi, kalopun menurut saya, ya sebaiknya jangan dihilangkan KRL ekonomi, hanya saja, frekuensinya bisa dikurangi. soalnya dari sisi sosial itu ga positif.. keberadaan kereta ini jelas sangat membantu warga berpenghasilan pas-pasan untuk bisa beraktivitas diantara dua kota tersebut secara mobile.

Hanya sayangnya selama ini PTKA seperti tak mengurus dengan benar keberadaan kereta sejuta umat ini. Kondisi gerbongnya memprihatinkan, kaca-kaca pecah, penuh coretan, pintu yang tak pernah tertutup. Belum lagi angka kriminalitas di atas kereta yang tergolong tinggi karena minimnya penjagaan petugas.

Semua itu melengkapi penderitaan dan cap sebagai kereta kelas kambing! Maaf ini bukan lelucon, karena kambing pun bisa naik KRL jenis ini, seperti halnya segala macam pedagang. lainnya.

****

Di tempat ini, saya seperti melihat realita kehidupan. Banyak jenis orang di dalamnya . Bahkan tempat ini seperti pasar berjalan karena banyak sekali yang berjualan di atas kereta. segala ada. Buah buahan, minuman, segala jenis makanan, buku, koran, bahkan alat alat yg unik pun ada. saya amat suka suasananya! Apalagi kalo saat saat tertentu dimana si ekonomi sepi... Indah banget tu! Angin sepoi-sepoi, sambil melihat orang lalu lalang jualan barang. Pemandangan sepanjang rel yang membuat saya selalu menapak ke bumi.

Akhirnya semua kembali kepada mereka yang memimpin negara ini. Mengambil tindakan yang tidak populis, dan mengutamakan profit layaknya sebuah Perseroan terbatas, atau memakai hati nurani dalam mengambil kebijakan? saya hanya seseorang yang cuma bisa mengintip dari sudut.

Tidak ada komentar: