Sabtu, 25 Juli 2009

Hujan, dan kenangan bersamanya



Karachi - Hujan deras yang terjadi di Karachi, Pakistan menyebabkan 26 orang tewas serta ratusan lainnya luka-luka. Korban tewas rata-rata perempuan dan anak-anak.

Seperti dilansir AFP, Senin (20/7/2009), hujan deras yang melanda kawasan tersebut sejak Sabtu 18 Juli membuat beberapa kawasan di Pakistan banjir. Korban tewas kebanyakan tertimpa reruntuhan bangunan yang ambruk akibat banjir serta tersengat arus listrik.


Badan Meteorologi setempat mengatakan, banjir ini terjadi lantaran hujan yang tak kunjung reda hingga berhari-hari di Provinsi Sindh.


"Informasi yang kami terima 26 orang dinyatakan tewas dan ratusan lainnya luka-luka. Kita tetapkan tanggap darurat, karena kita tidak bisa mengatasinya secara alamiah," kata pejabat setempat, Mustafa Kamal seperti dikutip AFP.


"Banyak jembatan yang putus, jalan tergenang banjir akibat hujan yang tak berhenti selama lebih dari 48 jam ini," imbuhnya.

(sumber : detiknews.com Senin, 20/07/2009 01:09 WIB)

Hujan yang datang selama beberapa hari memberikan berkah bagi sebagian pihak. Salah satu yang mereguk keuntungan dengan datangnya musim hujan adalah pebisnis pencucian mobil dan cuci motor.

Agus, pengelola jasa cuci motor dan cuci mobil “Bersih” di kawasan Jalan Nias mengaku sangat menanti-nantikan datangnya musim hujan. Pasalnya, omzetnya selalu meningkat drastis ketika musim hujan datang.

“Jika hari-hari dimusim kemarau paling yang pencucian motor rata-rata 25 motor perhari. Dengan datangnya musim hujan, bisa sampai 75 motor per hari. Bahkan pernah juga sampai 100 motor,” ungkap Agus, Rabu (29/10/2008).

Meski enggan mengungkapkan omzet usaha cuci motornya perhari, dengan tarif Rp 7.000 untuk cuci dan poles bagi sepeda motor bebek dan Rp 8.000 untuk sepeda motor “laki-laki”, bisa diperkirakan berapa besar penghasilannya perhari. Terlebih dikala musim hujan.

Pengharapan yang sama juga diungkapkan Syaiful, pengelola usaha cuci motor di kawasan Jalan Indragiri. Bagi pria berkacamata ini, musim hujan berarti datangnya rejeki besar.

“Rata-rata kalau musim hujan bisa sampai 75 motor mas. Maklum di sini kan ada beberapa tempat yang membuka jasa cuci motor. Jadi ya harus berbagi,” terangnya.

Yang menarik, saat Agus dan Syaiful ditanya tentang krisis finansial global yang membuat beberapa sektor bisnis bergejolak, mereka hanya tertawa dan mengaku bisnis cuci mereka tak terpengaruh krisis.

beritajatim.com

Hujan, ada yang menantikan kedatangannya, ada pula yang menyesali kedatangannya, ada yang diuntungkan karenanya, ada pula yang merasa dirugikan olehnya, tapi aku selalu menyukai hujan. Dalam kondisi dan aktivitas apapun. Mungkin aku menyukai perasaan sentimentil di dalamnya, Mungkin terkadang aku direpotkan olehnya. Tapi aku benar-benar suka, melihat bumi begitu teduh disiram air dari Sang pencipta. Aku suka angin dingin yang biasa menyertainya. Aku menikmati saat saat dimana aku terlarut dalam ke-menggigil-anku. Saat saat butir butir hujan menyentuh rambutku, mengalir menumpahi seluruh wajahku. Aku suka bau tanah basah, bau aspal jalan yang basah, dan bentuk rintik rintiknya saat memantul tak sempurna di jalan aspal yang menghitam.


Saat air hujan mampu menerobos atap rumahku, merayap cepat di dinding dan membasahi lantai rumahku. Saat aku harus menyingkirkan semua alat elektronik yang keluargaku miliki. Saat aku harus mengepelnya mendorongnya keluar rumah. Di bagian rumah yang lain, ayah ibuku sibuk mencari ember, baskom, atau apapun yang mereka yakin bias menadah kebocorannya. Atau saat saat hujan tiga kali menjadi saksi putusnya hubungan ku. Atau saat hujan ikut meratapi kepergian sahabatku, di sebuah lapangan basket tak jauh dari rumahnya. Saat Saat airmataku larut bersamanya.. Saat hujan mengiringiku mengantarnya ke rumah sakit. Namun tak tertolong. Hujan pun mengiringi pemakamannya. Tapi aku tetap suka hujan.


Aku suka mengamati orang-orang menanggapi turunnya hujan; mereka yang berusaha melindungi diri maupun yang menerimanya, mereka yang berlari menghindari maupun yang menerobosnya. Menggerutu ataupun berucap hamdalah. Aku suka melihat tanggapan alam atas curahan butiran-butirannya; melihat sungai yang bersemangat mengalir, tanah becek yang muram, aspal yang pasrah dan daun yang tunduk atas karuniaNya. Saat anak anak kampung itu tetap melanjutkan bermain sepakbola. Bunyi hujan menempa benda apapun menyampaikan keberadaan benda itu pada kita. Kita jadi meresapi keberadaan pohon, atap, mobil, motor, aspal, tanah yang tak rata, rumah, jendela, baju, manusia-manusia lain, makhluk-makhluk selain manusia, ataupun kekasih yang merapat dalam pelukan saat menerobos hujan.


Dan ternyata saat hujan merupakan saat yang mustajabah untuk berdo'a padaNya. Mungkin karena perasaan sentimentil yang mudah dirasakan saat hujan datang. Mungkin karena manusia yang berfikir akan merasa kecil atas sistem alam yang dibuatNya. Mungkin karena manusia jadi menyadari keberadaan makhluk dan benda lain disekitarnya pada saat hujan.

Aku suka hujan, dan sejuta kenangan bersama hujan...

Tidak ada komentar: